Kehilangan seseorang yang sudah terbiasa ada disisi selama beberapa waktu rasanya amat kehilangan, ekstremnya sih berasa kaya zombi di serial bio hazard gitu. (aku tak pernah sanggup memainkannya karena terlalu horor, dan apalagi tokoh NEMESIS yang buat aku mengerikan sekali). Hidup tapi tidak merasa nikmatnya hidup. Atau mungkin hal seperti itu memang wajar dialami oleh orang-orang yang patahati?
Buat aku hidup itu ada iramanya, ada detaknya, tapi saat-saat seperti itu semua terasa sunyi. Rasanya pikiran-pikiran buruk sedang menghimpitku. Sibuk dengan pikiran-pikiran sendiri yang sepi.
Menikmati hidup itu menjadi hal yang amat sulit dilakukan, namun aku senang telah menemukan apa yang hilang, yang membuat semua terasa sunyi, sepi. Kubuka lagi Diary aku, menanyakan kembali pada teman-teman lama aku dulu tentang bagaimana aku, banyak sharing dengan teman-teman. Bagai petualangan pencarian jati diri, dan sekarang aku sudah nemu apa yang hilang dari diriku.
Aku orang yang ceria, penuh dengan kasih sayang sekalipun itu pada musuh, pemaaf sekalipun apa yang orang lakukan padaku amat menyakitkan. aku orang yang baik sekalipun aku juga punya hal buruk dalam hidupku.
Rythm of life itu seharusnya memang ada di dalam hidup ini, dan untukku cinta adalah detak dalam hidupku. Tak perduli apapun yang terjadi, yang membuat aku kuat selama ini adalah cinta. Kekuatan apa yang membuatku bisa begitu baik pada musuh-musuhku, memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti aku, itulah kekuatan CINTA.
Even when i say i love them but i don’t hear those words com back to me, i will love them. Karena dengan demikian aku bisa hidup dengan lebih baik, tanpa beban yang menghimpit. Kalau aja merasa tak memilikinya I’ll make it or I’ll fake it, because LOVE always make you enjoy life.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar